Berita BuluTangkis: Indonesian Open Super Series Mendambakan Istora Seperti Bukit Jalil

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Berita BuluTangkis: Indonesian Open Super Series Mendambakan Istora Seperti Bukit Jalil. Sejak tahun 1993 Istora Senayan selalu jadi tempat perhelatan Indonesia Open. Tapi dengan kondisinya seperti sekarang, masihkah Istora layak untuk menggelar turnamen bertaraf premier super series itu?

Istora Senayan adalah sebuah gedung olahraga yang dibuka pada 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana untuk perhelatan Asian Games 1962.

Hingga kini fungsinya bisa pula berubah alih menjadi tempat perhelatan konser atau pameran-pameran, seperti halnya venue-venue olahraga di negara lain.

Namun seiring dengan bertambahnya usia gedung tersebut yang kini akan menginjak 39 tahun, jelas dengan perkembangan olahraga dunia yang kian maju saat ini, Istora sebenarnya boleh dibilang sudah tak lagi mumpuni dipakai untuk turnamen kelas internasional.

Meski masih kokoh berdiri, kondisi fisik Istora sudah seperti bangunan tua dengan ala kadarnya. Apalagi dengan volume penonton yang besar seperti turnamen Djarum Indonesia Open Super Series yang baru usai kemarin, kapasitas 8.000 tempat duduk yang tersedia saat ini tentunya tak cukup menampung penonton.

Maka ini bakal jadi pekerjaan rumah yang berat bagi pihak penyelenggara dalam hal ini PB PBSI ataupun Djarum sebagai pihak sponsor utama, untuk mencari tempat yang lebih layak dan bertaraf internasional tentunya.

Tapi menurut Sekjen PBSI Jacob Rusdianto masih dianggap sebagai tempat terlayak di daerah Jakarta untuk menghelat turnamen sekelas Super Series, jika dilihat dari sisi promosi dan lokasinya.

"Evaluasi venue sudah jadi himbauan pada sponsor (Djarum) dan juga pemerintah. Kami inginnya seperti Bukit Jalil (Malaysia) yang dua atau tiga kali lipat lebih besar. Tapi sekarang ini Istora masih yang terbaik karena adanya cuma ini. Namun kami berusaha membuatnya sempurna dengan menyediakan warming up hall, " tukas Jacob dalam jumpa pers kemarin.

"Kalau untuk antusiasmen penonton sendiri sudah sangat bagus dan kami ingin lebih lagi mempopulerkan bulutangkis di Indonesia," sambung Jacob.

Pernyataan soal masih layakkah Istora jadi venue Indonesia Open keluar dari pemain ganda Denmark, Mathias Boe.

"Tua dan tidak nyaman. Saya tidak tahu apakah karena bangunan ini bersejarah sehingga masih dipakai?," tukas Boe sambil terheran-heran usai laga kontra Markis Kido/Hendra Setiawan Jumat lalu.

noreply@blogger.com (J_Putra) 27 Jun, 2011


--
Source: http://kang-jaya.blogspot.com/2011/06/berita-bulutangkis-indonesian-open.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com